BAHWA SESUNGGUHNYA HAKIKAT ITU HIDUP
BERKEMBANG MENURUT KODRAT IRAMANYA
MASING-MASING MENUJU KESEMPURNAAN, DEMIKIAN KEHIDUPAN MANUSIA SEBAGAI MAKHLUK
TUHAN, YANG TERUTAMA HENDAK MENUJU KEABADIAN KEMBALI KEPADA CAUSA PRIMA TITIK
TOLAK SEGALA SESUATU YANG ADA MELALUI TINGKAT KE TINGKAT, NAMUN TIDAK SETIAP INSAN MENYADARI BAHWA APA YANG
DIKEJAR-KEJAR ITU TELAH TERSIMPAN MENYELINAP DI LUBUK HATI NURANINYA.
“SETIA HATI” SADAR AKAN HAKIKI HAYATI ITU
DAN AKAN MENGAJAK SERTA PARA WARGANYA MENYIKAP TABIR / TIRAI SELUBUNG HATI
NURANI DIMANA “ SANG MUTIARA HIDUP” BERTAHTA.
PENCAK SILAT SALAH SATU AJARAN SETIA HATI
TERATE DALAM TINGKAT PERTAMA BERINTIKAN SENI OLAHRAGA YANG MENGANDUNG UNSUR
PEMBELAAN DIRI UNTUK MEMPERTAHANKAN KEHORMATAN, KESELAMATAN DAN KEBAHAGIAAN
DARI KEBENARAN TERHADAP SETIAP PENYERANG, DALAM PADA ITU “SETIA HATI” SADAR DAN
YAKIN BAHWA SEBAB UTAMA DARI SEGALA RINTANGAN DAN MALAPETAKA SERTA LAWAN KEBENARAN
HIDUP YANG SESUNGGUHNYA BUKANLAH INSAN, MAKHLUK ATAU KEKUATAN YANG DILUAR
DIRINYA. OLEH KARENA ITU PENCAK SILAT HANYALAH SUATU SYARAT UNTUK MEMPERTEBAL
KEPERCAYAAN DIRI SENDIRI DAN MENGENAL DIRI PRIBADI.
MAKA “SETIA HATI” PADA HAKEKATNYA TANPA
MENGINGKARI SEGALA MARTABAT
KEDUNIAWIAAN, TIDAK KANDAS / TENGGELAM PADA PELAJARAN PENCAK SILAT
SEBAGAI PENDIDIKAN KEJIWAAN UNTUK MEMILIKI SEJAUH-JAUHNYA KEPUASAAN HIDUP ABADI
LEPAS DARI PENGARUH RANGKA DAN SUASANA.
SEKEDAR
SYARAT BENTUK LAHIR, DISUSUNLAH ORGANISASI “PERSAUDARAAN SETIA HATI TERATE”
SEBAGAI IKATAN ANTAR SAUDARA “SETIA HATI”
DAN LEMBAGA YANG BERGAWAI SEBAGAI PEMBAWA DAN PEMANCAR CITA.
MAKNA
MUKADIMAH
Mukadimah,
dapat diartikan pendahuluan, kata ini senada dengan kata yang berasal
dari bahasa arab Muqodimah
/ Qodim atau Qidam yang
berarti dahulu, (qidam adalah salah satu sifat Tuhan Yang Maha Kuasa ).
Kata ini juga dapat di pahami dengan makna pengantar dalam sebuah dasar
perkataan/ tulisan dalam bahasan tertentu. Mukadimah yang tertuang dalam
Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga (AD/ART) Persaudaraan Setia Hati
Terate terdiri dari lima alinie, dimana kelima alinie merupakan satu kesatuan
utuh dasar dan pedoman Setia Hati Terate dalam berorganisasi dan menyampaikan
ajaran.
Alinie, pertama, “bahwa sesungguhnya
hakikat itu hidup berkembang menurut kodrat
iramanya masing-masing menuju kesempurnaan, demikian kehidupan manusia
sebagai makhluk tuhan, yang terutama hendak menuju keabadian kembali kepada
causa prima titik tolak segala sesuatu yang ada melalui tingkat ke tingkat,
namun tidak setiap insan menyadari bahwa
apa yang dikejar-kejar itu telah tersimpan menyelinap di lubuk hati nuraninya”.
Alinie pertama ini dapat dipahami bahwa
kehidupan dan hidup itu sudah ditentukan oleh yang maha kuasa (Allah SWT)
dengan takdirnya/ kodratnya dari awal kehidupan sampai akhir kehidupan.
Kehidupan ini juga sudah ditentukan dengan takdirnya masing-masing baik dalam
kehidupan alam, manusia, dan makhluk lainnya. Kehidupan makhluk terutama dalam
kehidupan dunia ini bersifat tidak kekal, akan musnah dan menuju sifat yang
maha sempurna, menuju ke sifat abadi, dimana suatu tempat segala sesuatu itu
berawal dan berasal. Proses menuju keabadian itu melalui proses, melalui tahap
demi tahap dalam segala kehidupan, termasuk dalam kehidupan manusia, dimana
manusia berasal dari tanah, menjadi air, air menjadi mani, mani menjadi darah,
darah menjadi daging, daging menjadi tulang, dan menjadi janin, dan ditiupkan
ruh/nyawa kepada janin, sehingga menjadi mahkluk yang sempurna bernama manusia.
Manusia tersebut masih tersimpan dalam rahim seorang Ibu, proses, ini disebut
dengan alam kandungan, kemudian dilahirkan menuju alam dunia, seterusnya menuju
alam kematian dan alam kubur, dan pada akhirnya menuju alam akhirat. Proses kehidupan manusia dan makhluk lainnya
tentunya pada dasarnya sesuai dengan kodratnya masing-masing yang sesungguhnya
memiliki persamaan dan perbedaan dalam menuju keabadiannya. Dalam menuju
keabadiannya tersebut, tidak setiap manusia mampu bahkan menyadari asal-usul
kehidupan, sehingga ia tidak mampu mengetahui takdir/kodratnya dalam kehidupan
ini, yang sudah ada dan berada dalam “hati nurani/ Kalbu” dalam diri manusia. Gambaran proses di atas, dapat dikerucutkan
menjadi sebuah ilmu pengetahuan, bahwa segala sesuatu itu berasal dari Allah
SWT dan akan kembali kepada Allah SWT, oleh karena itu manusia dituntut untuk
mempelajari pengetahuan tentang asal-usul manusia berasal, suatu ilmu mengenal
diri, mengenal makhluk dan mengenal Penciptanya, sehingga akan menjadi
kesadaran dalam kehidupan dunia tentang hak dan kewajiban sebagai makhluk.
Alinie kedua, “Setia Hati” sadar akan
hakiki hayati itu dan akan mengajak
serta para warganya menyikap tabir / tirai selubung hati nurani dimana “ sang
mutiara hidup” bertahta. Alinie kedua dapat dipahami bahwa setelah
mengetahui makna, hak dan kewajiban manusia sebagai makhluk Tuhan dengan segala
potensi fitrahnya, maka ia memiliki keyakinan/keimanan kepada Allah SWT yang
berada dalam hati nuraninya, sehingga ia harus setia terhadap ikatan/
janji/sumpah yang telah dibuatnya antara manusia dengan Allah (Tuhannya) ketika
berada dalam kandungan ibu, oleh karena itu mengetahui makna tersebut maka
“setia hati” dalam bentuk wadah (tempat ) mengajak secara bersama untuk membersihkan hati nurani
manusia dari segala kotoran yang mempengaruhi hati nurani sehingga manusia
dapat menemukan/ mengetahui takdirnya atau kodratnya.
Alinie
ketiga, “pencak silat salah satu ajaran Setia Hati Terate dalam tingkat
pertama berintikan seni olahraga yang mengandung unsur pembelaan diri untuk
mempertahankan kehormatan, keselamatan dan kebahagiaan dari kebenaran terhadap
setiap penyerang, dalam pada itu “setia hati” sadar dan yakin bahwa sebab utama
dari segala rintangan dan malapetaka serta lawan kebenaran hidup yang
sesungguhnya bukanlah insan, makhluk atau kekuatan yang diluar dirinya. oleh
karena itu pencak silat hanyalah suatu syarat untuk mempertebal kepercayaan
diri sendiri dan mengenal diri pribadi”. Alinie ketiga memberikan gambaran
makna kehidupan dunia ini penuh tantangan, rintangan, malapetaka dan godaan
yang berasal dari manusia/insan dan makhluk lainnya, sehingga diperlukan suatu
alat untuk mempertahankan diri dalam kehormatan, kebahagiaan, dan keselamatan. Tantangan,
rintangan, malapetaka dan godaan itu pada hakikat tidak berasal dari manusia
atau makhluk lain, tetap berasal dari dalam diri manusia berupa nafsu, dan
keinginan-keinginan hati nurani. Oleh karena itulah dengan pencak silat sebagai
salah satu bentuk olahraga yang mengandung unsur pembelaan diri, dan berfungsi
untuk mempertebal kepercayaan diri dan mengenal diri, dapat dengan mudah
manusia mengunakannya untuk pembelaan diri dari serangan, sehingga dapat hidup
dengan terhormat, bahagia dan selamat.
Alinie
keempat, “maka “setia hati” pada hakekatnya tanpa mengingkari segala
martabat keduniawiaan, tidak kandas /
tenggelam pada pelajaran pencak silat sebagai pendidikan kejiwaan untuk
memiliki sejauh-jauhnya kepuasaan hidup abadi lepas dari pengaruh rangka dan
suasana”. Alinie keempat memberikan makna bahwa, manusia dengan memperoleh
martabat keduniawian/ baik (pangkat, harta, tahta, jabatan, dan segala sesuatu
yang melekat dalam kehidupan dunia), manusia tidak menjadi lupa dan sombong,
bahwa wadah “setia hati” dalam bentuk pencak silatnya pada dasarnya menjadi
sarana untuk memperoleh pendidikan jiwa/pendidikan rohani, yang bertujuan lebih
jauh, yakni memperoleh kepuasaan hidup abadi, yakni mendapat kebahagiaan dunia
dan akhirat. atau dapat dipahami bahwa “setia hati” sebagai wadah tidak hanya
mementingkan pencak silat untuk mencapai martabat keduniaan, tetapi dengan
pencak silat digunakan untuk mempelajari kejiwaan manusia, sehingga memperoleh
kehidupan abadi dengan puas, (selamat dunia dan akhirat).
Alinie
kelima, “sekedar syarat bentuk lahir, disusunlah organisasi “persaudaraan
setia hati terate” sebagai ikatan antar saudara “setia hati” dan lembaga yang
bergawai sebagai pembawa dan pemancar cita”. Alinie kelima ini memberikan
makna untuk mencapai tujuan yang tergambar dalam alinie pertama sampai keempat
di atas, maka sebagai bentuk syarat lahir saja, dibentuk sebuah wadah dalam
bentuk organisasi sebagai bentuk ikatan antar saudara (antar manusia ) “setia
hati” yakni “Persaudaraan Setia Hati Terate”. Demikian pula wadah “setia
hati” dapat membentuk tidak hanya organisasi tetapi lembaga yang bertujuan
untuk membawa tujuan dan cita-cita “Setia Hati”.
Sapta
Mulia, 30 Maret 2018